ARV tidak selalu efektif dan dapat memiliki efek samping yang cocok dengan tubuh pasien, oleh karena itu ada berbagai jenis obat ARV karena setiap pasien memiliki kecocokan yang berbeda-beda. Resistensi terhadap jenis ARV yang sedang dikonsumsi juga kerap kali terjadi, sehingga efektivitas obat ARV yang sebelumnya cukup baik bisa berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Selain itu, karena potensi efek samping signifikan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup, tidak jarang penderita HIV harus mencoba beragam jenis ARV untuk menemukan yang cocok bagi dirinya.
Efektivitas ARV dapat berkurang karena virus HIV memiliki kemampuan bermutasi yang sangat tinggi, sehingga dapat membentuk resistensi terhadap jenis ARV yang sebelumnya efektif. Umumnya, hal ini terjadi karena ARV tidak dikonsumsi secara konsisten (teratur, tepat waktu, dan tepat dosis). Konsumsi ARV yang kurang konsisten memberikan kesempatan bagi virus HIV untuk bermutasi untuk membentuk sistem kekebalan terhadap obat ARV yang dikonsumsi. Akibatnya, pasien mungkin memerlukan perubahan regimen ARV atau menambahkan kombinasi obat baru untuk mengatasi resistensi tersebut. Penting bagi pasien untuk melakukan konsultasi dengan ahli kesehatan secara teratur, serta melakukan uji klinis untuk memastikan efektivitas obat ARV yang sedang di konsumsi.
ARV juga dapat memiliki potensi efek samping signifikan yang dapat terjadi pada pasien. Obat ARV yang sama dapat memiliki efek samping yang berbeda bagi para pasien. Berbagai macam efek samping ini bisa mempengaruhi kualitas hidup secara drastis, sehingga mengganggu aktivitas keseharian. Beberapa pasien mungkin mengalami mual, muntah, diare, mudah lelah, depresi, gangguan tidur/insomnia, atau bahkan masalah hati dan ginjal. Ketidakcocokan ini dapat menyebabkan pasien merasa tidak nyaman sehingga sangat sulit bagi pasien untuk melanjutkan pengobatan dengan jenis ARV tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pasien dan dokter untuk terus memantau efek samping dan mencari alternatif yang mungkin lebih cocok bagi kondisi pasien tersebut.
Obat herbal umumnya dapat dikonsumsi secara berdampingan dengan ARV secara aman. Obat herbal dapat mengurangi efek samping yang diakibatkan oleh ARV, serta juga mengurangi gejala atau rasa sakit yang di sebabkan oleh infeksi oportunistik/turunan dari HIV. Obat herbal juga dapat membantu meningkatkan efektivitas ARV dalam menakan jumlah virus HIV di dalam tubuh, dengan cara meningkatkan imunitas tubuh secara alamiah dan juga dengan membantu membunuh virus. Dengan demikian, kombinasi penggunaan ARV dan obat herbal dapat memberikan manfaat tambahan bagi pasien HIV/AIDS, meningkatkan kualitas hidup mereka.
Beranekaragam obat herbal dapat mengurangi efek samping yang diakibatkan oleh ARV. Contohnya, obat herbal dapat digunakan untuk mengurangi gangguan tidur/insomnia, mual dan masalah pencernaan, serta demam atau meriang berkepanjangan, yang merupakan efek samping yang sering dirasakan oleh pasien yang melakukan terapi ARV. Dengan adanya obat herbal sebagai pendamping terapi ARV, pasien HIV/AIDS dapat merasa lebih nyaman dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Penurunan efek samping ini juga dapat membantu pasien untuk meningkatkan konsistensi terhadap pengobatan ARV, sehingga efektivitas ARV dapat terjaga.
Obat herbal juga dapat digunakan mengurangi gejala atau rasa sakit yang terjadi karena infeksi oportunistik atau turunan yang disebabkan oleh rendahnya imunitas tubuh akibat infeksi virus HIV. Dengan meningkatnya risiko infeksi tambahan karena melemahnya sistem kekebalan tubuh, penggunaan obat herbal dapat membantu meringankan berbagai gejala yang muncul, seperti nyeri otot, radang, dan gangguan pencernaan, demam/meriang. Selain itu, obat herbal juga dapat membantu mempercepat proses pemulihan pasien dari infeksi oportunistik dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh secara alamiah. Selain itu, beragam obat-obatan herbal juga memiliki khasiat anti-inflamasi dan analgesik alamiah.
Selain itu obat-obatan herbal juga memiliki khasiat untuk meningkatkan efektivitas ARV. Beragam jenis obat herbal memiliki khasiat untuk meningkatkan imunitas tubuh sehingga dapat membantu melawan infeksi virus HIV secara alamiah dengan lebih baik. Dengan daya tahan tubuh yang lebih tinggi, peran ARV dalam menekan jumlah virus HIV juga menjadi lebih efektif. Selain itu, beberapa jenis obat herbal juga dikenal memiliki sifat antivirus yang dapat membantu membunuh virus dalam tubuh. Karena HIV dan AIDS disebabkan oleh infeksi virus, obat-obatan herbal ini dapat berguna.
ARV merupakan terapi standar ilmu kedokteran yang sudah teruji efektivitasnya dalam menekan laju perkembangan HIV, karena itu sebaiknya obat herbal dikonsumsi berdampingan dengan ARV. Dengan konsumsi ARV teratur, virus HIV dapat ditekan sehingga pasien dapat hidup sejahtera dan berumur panjang, layaknya usia rujukan orang pada umumnya. Bila tidak ada efek samping yang signifikan dari terapi ARV yang dilakukan, sebaiknya terapi tetap terus dilanjutkan. Obat herbal dapat dikonsumsi secara berdampingan dengan ARV, untuk meningkatkan efektivitas terapi ARV.
Walaupun ada banyak obat herbal yang berkhasiat untuk membantu pemulihan dari HIV/AIDS, belum ada standar baku dalam dunia kedokteran mengenai efektivitas obat-obatan ini, sehingga konsultasi dengan ahli kesehatan dan uji klinis secara rutin diperlukan apabila pasien memilih untuk berhenti mengkonsumsi ARV. Hanya bila efek samping dari ARV sangat tidak tertahankan, penderita dianjurkan untuk berhenti mengkonsumsi ARV dan beralih sepenuhnya ke obat-obatan herbal. Bila pasien memutuskan untuk berhenti total dari ARV dan hanya mengkonsumsi obat herbal HIV, pastikan untuk melakukan konsultasi dengan ahli kesehatan dan uji klinis secara rutin untuk memastikan virus HIV terkontrol baik oleh obat herbal yang digunakan. Hal ini sangat penting, karena apabila tidak dikontrol dengan baik, HIV dapat berkembang menjadi AIDS yang sangat berbahaya.
Hedona herbal dapat digunakan untuk membantu pemulihan dari HIV/AIDS. Hedona herbal dibuat dari belasan jenis tumbuh-tumbuhan alamiah yang berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara alamiah dan juga membunuh virus. Banyak pasien HIV/AIDS mengkonsumsi hedona Herbal berdampingan dengan ARV. Alasan pasien-pasien ini mencari obat-obatan tambahan diluar ARV karena mereka masih merasa kurang sehat, mudah lelah, dan sering demam/meriang. Keluhan-keluhan ini umumnya berangsur membaik setelah 1 minggu setelah mengkonsumsi Hedona. Ada juga pasien-pasien yang berhenti secara total dari terapi ARV dan hanya mengkonsumsi Hedona herbal sebagai obat HIV. Alasan mereka umumnya adalah kesulitan mendapatkan akses obat ARV atau efek samping yang tidak tertahankan dari ARV.